Islamic Health Essay Competition

Peran Perawat Pada Trauma Healing Saat Bencana 
Oleh : Arik Suswati

Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri mengingat kondisi geografi dan geologi Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng raksasa dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Indonesia juga berada pada daerah cincin/lingkaran api pasifik atau sering disebut “Ring of Fire” yang dinyatakan sebagai daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.

Bencana alam merupakan hal yang tidak pernah diinginkan oleh semua orang. Bencana alam datang tanpa diundang dan juga sulit untuk diprediksi. Tidak hanya menimbulkan kerusakan dari infrastruktur, namun juga menyebabkan gangguan terhadap kondisi psikologis para korban itu sendiri. Beberapa waktu yang lalu, Indonesia dihadapkan dengan deretan bencana alam, salah satunya adalah bencana gempa bumi dan tsunami yang secara berturut-turut melanda beberapa wilayah di Indonesia. Pada 28 September 2018 lalu, Indonesia dikejutkan dengan adanya bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah, dimana tak banyak yang tersisa dari kota mutiara khatulistiwa ini ( julukan kota Palu), rumah-rumah porak-poranda tak lagi berbentuk, jalanan terkoyak hingga setinggi rumah, kantung-kantung jenazah banyak tergeletak di sepanjang jalan, sebagian ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, dan sebagian lainnya masih hilang tak diketahui nasibnya. Kemudian baru-baru ini tersebar informasi dari BMKG bahwa tanggal 02 Agustus 2019 pukul 19:03:21 WIB telah terjadi peristiwa gempa bumi pada lokasi 7,54 LS-104,58 BT ( 147 km BaratDaya SUMUR-BANTEN), dengan kedalaman 10 Km.

Pada kondisi ini mereka yang mengalami peristiwa ini tentunya merasa gundah, cemas, depresi dan gelisah. Hal ini bisa disebabkan karena perbedan keadaan sebelum bencana dan sesudah bencana. Pada masa ini para korban akan merasa kehilangan hal-hal yang ada pada saat sebelum bencana seperti keluarga, komunitas, harta benda dan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari. di mana aktivitas mereka sangat terbatas. Mereka juga akan lebih sering mengingat momen masa lalu yang dimana mereka akan sangat sedih jika mengingatnya. Karena pada dasarnya perasaan korban bencana akan menjadi lebih sensitiv atau bisa dikatakan mereka mengalami kondisi Post Trauma Stress Disorder. PTSD (Post Trauma Stress Disorder) adalah kondisi kekacauan jiwa yang terjadi pada orang-orang setelah mengalami bencana. Menurut buku keperawatan bencana yang diterbitkan oleh PMI dan PMJ (Palang Merah Jepang) PTSD adalah suatu respon stres post traumatic yang berkepanjangan.
Indonesia telah dinobatkan sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Berdasarkan data yang dilansir oleh The Pew Forum On Religion & Public Life, kurang lebih 87,2 persen atau sebesar 209,1 juta jiwa dari total sekitar 528 juta jiwa penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Jumlah tersebut merupakan 13,1 persen dari seluruh umat Muslim di dunia. Dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia memeluk Agama Islam, hal ini justru dapat menjadi pedoman bagi kita sebagai perawat muslim agar tetap memposisikan Agama Islam sebagai penuntun dalam melakukan perawatan kepada para korban bencana alam tersebut. Dalam ilmu keperawatan jiwa, bencana tidak hanya menyebabkan sakit secara fisik saja. Dalam kondisi ini seorang perawat muslim khususnya harus dapat melakukan perawatan secara komprehensif, baik secara fisik maupun spiritual, keduanya harus seimbang.  Seorang perawat harus mampu melakukan asuhan keperawatan secara holistic (holism, listening, intuitive, and care), dikarenakan bencana dapat merusak kondisi biologis, sosial, dan utamanya mental atau kejiwaan seseorang. Trauma yang dialami akan menjadi masalah tersendiri yang membutuhkan pemikiran khusus agar permasalahan kejiwaan korban bencana dapat diatasi dengan baik.

Perawatan secara fisik telah dapat kita pahami bersama bahwa perawatan ini hanya tertuju pada kondisi fisik para korban bencana saja, namun berbeda halnya dengan perawatan spiritual. Perawatan spiritual lebih mengarah pada keyakinan para korban bencana alam dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Dimana spiritual ini sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup para korban bencana. Bagaimana bisa seorang korban bencana akan merasa baik-baik saja hanya karena telah mendapatkan perawatan secara fisik saja namun secara spiritual mereka terabaikan? Telah dibahas sebelumnya bahwa perasaan atau kejiwaan dari seorang yang baru saja mengalami bencana alam akan tergoncang oleh sebab banyaknya perbedaan yang terjadi dari sebelum dan sesudah bencana tersebut terjadi. Hal ini terkadang banyak memberikan dampak negatif bagi para korban yaitu goyahnya rasa percaya dan rasa syukurnya terhadap Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Banyak tuduhan, prasangka, dan rasa ketidak adilan yang ada di dalam hati para korban bencana, mulai dari Allah telah mengambil keluarganya, rumahnya, atau mungkin harta benda yang dimilikinya dengan adanya bencana alam ini. Dalam hal ini kita sebagai perawat muslim memiliki peran besar untuk dapat mengembalikan kepercayaan, rasa syukur, dan kecintaannya kepada Allah agar mereka tidak mengalami kejiwaan dan dapat melanjutkan kehidupannya lagi. Sebagai perawat muslim kita tentunya dapat memberikan masukan dan nasehat bahwa sesungguhnya semua hal yang terjadi di dunia ini adalah kuasa dari Allah Ta’alla, dan Allah memberikan semua ini sebagai ujian hidup kepada kita semua agar kita tetap bersyukur, bersabar, dan tidak pula berputus asa. Sebab sejatinya kita hidup di dunia ini hanyalah sementara, kita harus tetap selalu memanjatkan rasa syukur terhadap-Nya karena walaupun bencana telah menyebabkan hilangnya semua yang dimiliki, namun para korban bencana masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk selamat dan untuk hidup. Dengan usaha kita sebagai perawat muslim untuk menyadarkan para korban bencana dari berbagai goncangan kejiwaan tersebut, maka dengan ini para korban dapat kembali memiliki ketenangan jiwa, mengembalikan rasa percayanya kepada Allah dengan melaksanakan ibadah, berdoa kepada Allah dengan tulis ikhlas agar keluarga yang telah dipanggil menghadap-Nya dapat ditempatkan di surga-Nya. Hal tersebut juga akan membuat para korban bencana kembali bersyukur dalam memelihara kesehatan yang dimilikinya dan tentunya dapat mendukung cepatnya proses penyembuhan pada fisik mereka apabila mereka memiliki luka fisik, karena mereka menyadari bahwa kesehatannya itu sangatlah berharga. Dengan menggunakan perawatan secara holistic inilah, kita sebagai perawat muslim dapat menyeimbangkan antara perawatan fisik dan spiritual para korban bencana, sehingga dapat tercapai tujuan kita yaitu melakukan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan dengan tidak melupakan aspek Ketuhanan, dimana Allah-lah yang berkuasa atas segala hal yang terjadi di dunia maupun di akhirat. Karena sejatinya Allah akan selalu menambahkan kekuatan bagi manusia yang mau dan berusaha pula untuk menguatkan sesamanya.


DAFTAR PUSTAKA

Kompasiana.com. 22 September 2012. “Perawat Tanggap Bencana”. (online)
(https://www.kompasiana.com/hantiantoromik/perawat-tanggap-bencana_5517e628a333118407b65fd1) diakses Kamis, 1 Agustus 2019.

BHP UMY. 5 Maret 2013. “Konsep Holistic Care Dalam Penyembuhan Pasien” (online)
(https://www.umy.ac.id/konsep-holistic-care-dalam-penyembuhan-pasien-3.html) diakses Kamis, 1 Agustus 2019.

BBC. 10 Agustus 2011. “Indonesia Negara Rawan Bencana”. (online)
(https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2011/08/110810_indonesia_tsunami) diakses Kamis, 1 Agustus 2019.

Literasipublik. 7 Oktober 2018. “Wilayah Indonesia Rawan Terhadap Bencana”. (online)
(https://www.literasipublik.com/wilayah-indonesia-rawan-bencana) diakses Kamis, 1 Agustus 2019.

Khalika, Nindias Nur. 10 Agustus 2018. “Apa Saja Tahap Trauma Healing Pasca-Bencana?” (online)
(https://tirto.id/apa-saja-tahap-trauma-healing-pasca-bencana-cRoq)  diakses Senin, 5 Agustus 2019.

Liputan6.com. 23 Agustus 2019. “Pertolongan Pertama Pada Mental Korban Bencana Alam Untuk Apa?”. (online)
(https://m.liputan6.com/health/read/3625635/pertolongan-pertama-pada-mental-korban-bencana-alam-untuk-apa?related=dable&utm_expid=.t4QZMPzJSFeAiwlBIOcwCw.1&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F) diakses Kamis, 15 Agustus 2019.

Databoks.katadata. 11 September 2016. “Indonesia dengan Penduduk Islam Terbesar Dunia”. (online)
(http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/11/indonesia-negara-berpenduduk-muslim-terbesar-dunia) diakses Sabtu, 17 Agustus 2019.

Komentar